Dalam debat kedua Pilpres 2024 pada 22 Desember 2023, Cawapres Gibran Rakabuming Raka menyampaikan sejumlah pernyataan yang perlu dicek kebenarannya.
Berikut datanya:
- Wisatawan yang mengunjungi Solo lebih banyak dari Jogja
“Jumlah wisatawan yang mengunjungi Solo lebih banyak dari wisatawan yang mengunjungi Jogja”
Faktanya:
Berdasarkan data situs pariwisatasolo.surakarta.go.id, jumlah kunjungan wisatawan ke Solo hingga November 2023 mencapai 4.896.426 orang. Rinciannya terdiri dari 20.748 wisatawan asing dan 4.896.426 wisatawan lokal. Jumlah kunjungan wisatawan tertinggi tercatat pada bulan Juli 2023 dengan total 997 wisatawan asing dan 658.796 wisatawan lokal.
Sedangkan jumlah kunjungan wisatawan ke Jogja berdasarkan situs bappeda.jogjaprov.go.id hingga November 2023 tercatat 15.462.343 orang. Dengan demikian, jumlah wisatawan yang mengunjungi Jogja tiga kali lipat lebih banyak dari pada wisatawan yang mengunjungi Solo.
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Resilience di Angka 5 Persen
“Di tengah gempuran resesi global, perang dagang, konflik geopolitik rata-rata pertumbuhan ekonomi kita tetap resilience di angka 5 persen”
Faktanya:
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kurun waktu 2016-2022 mencapai 3,87 persen.
Salah satunya karena pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar – 2,07 persen pada 2020 dan 3,70 persen pada 2021.
- Sekolah Cybersecurity di Solo
“Kita juga harus hati-hati untuk masalah pencurian data. Karena itu harus kita kuatkan cybersecurity dan cyberdefence kita. Itu sudah kita lakukan di Solo di Solo Technopark, ada sekolah cybersecurity”
Faktanya:
Berdasarkan data solotechnopark.id, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi menunjuk Kota Solo untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan cybersecurity pada akhir 2021.
Pelatihan tersebut diikuti 210 ribu peserta yang terdiri dari ASN TNI dan BUMN/BUMD dengan rincian 10 ribu peserta pada 2021 dan 200 ribu peserta pada 2022. Instruktur pelatihan berasal dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
- Angka Kesenjangan Penduduk Menurun dalam Satu Tahun Terakhir
“Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas didukung dengan penurunan angka pengangguran, angka kemiskinan, angka gini ratio, dan juga angka inflasi yang terkendali”Faktanya:
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka rasio gini atau ketimpangan penduduk pada Maret 2023 mencapai 0,388. Artinya terjadi kenaikan 0,007 persen bila dibandingkan September 2022 dan terjadi kenaikan 0,004 persen bila dibandingkan dengan angka rasio gini pada Maret 2022.
Data tersebut menunjukkan tingkat kesenjangan antara penduduk miskin dan penduduk berpenghasilan tinggi semakin meningkat pada setahun terakhir.
- Sebanyak 53 Persen Investasi Berada di luar Jawa
“Indonesia sudah memulai yang namanya pemerataan pembangunan. Yang dibangun bukan cuma Solo saja, 53 persen investasi kita sudah ada di luar Jawa”Faktanya:
Berdasarkan data BKPM, total realisasi investasi pada Januari-Juni 2023 mencapai Rp 678,7 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 354,9 triliun berada di luar Jawa atau mencapai 52,3 persen.
Sedangkan investasi di Jawa pada periode Januari-Juni 2023 mencapai 323,8 triliun atau 47,7 persen.
- Hilirisasi Nikel Meningkatkan Nilai Ekspor Indonesia
“Kita harus mampu meningkatkan nilai tambah dalam negeri. Saya kasih contoh nikel. Dulu Sebelum hilirisasi kita ekspor 3 miliar dollar AS, sekarang setelah hilirisasi bisa menjadi 33 miliar dollar AS”Faktanya:
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor bahan mentah Indonesia sebelum hilirisasi mencapai USD 2,1 miliar (Rp 15 triliun), sedangkan setelah hilirisasi mencapai USD 33,8 miliar (Rp 360 triliun).
- Indonesia Harus Keluar dari Middle Income Trap
“Indonesia ini negara besar, kita harus mampu keluar dari middle income trap”Faktanya:
Berdasarkan data Kementerian Keuangan pada 3 Juli 2023, Indonesia telah keluar dari kelompok negara berpenghasilan menengah bawah (lower-middle income country) pada Juli 2023 setelah mencatat kenaikan Gross National Income (GNI) dari USD 4.170 per kapita pada 2021 menjadi USD 4.580 per kapita.
Saat ini, Indonesia berada di kelompok negara berpendapatan menengah atas (upper-middle income country). Indonesia sempat berada di posisi negara berpendapatan menengah bawah (lower-middle income country) pada 2020 akibat pandemi Covid-19.